Mobil Listrik DFSK Gelora E Resmi Diluncurkan 

Mobil listrik DFSK Gelora E Resmi diluncurkan 15 April 2021 lalu. Langkah ini jadi momen penting karena Gelora E menjadi mobil niaga ringan dengan tenaga listrik pertama yang ada di Indonesia. 

Lebih tepatnya, peluncurannya berlangsung di Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2021. Hal ini menjadi langkah penting pada industri otomotif nasional yang menuju transisi ke kendaraan dengan tingkat keramahan lingkungan tinggi. 

Baca Juga: Keunggulan Mobil Eropa Dibandingkan Mobil Keluaran Jepang

Spesifikasi dan Fitur Unggulan 

Mobil listrik DFSK Gelora E hanya tersedia dua varian: minibus dan blind van. Keduanya terancang demi memenuhi kebutuhan beragam sektor di bidang niaga. Baik untuk sektor logistik, transportasi, sampai dengan pariwisata. 

Dimensinya 4.500 mm, lebar 1.680 mm, dan tinggi 2.000 mm yang artinya, Gelora E punya kabin lapang dan luas. 

Pada varian minibus, misalnya, Anda bisa menggunakannya untuk tujuh penumpang. 

Sedangkan di varian blind van, ada ruang kargo 2,63 meter kubik yang sangat tepat buat angkut-angkut barang. 

Paling menarik memang tenaganya. Pasalnya, DFSK Gelora E ini memakai baterai lithium-ion dengan kapasitas 42 kWh yang berpengaruh pada jarak tempuhnya. 

Dari pengetesan, menurut beberapa sumber mobil ini bisa menempuh 300 kilometer untuk sekali isi penuh. 

Pengisian dayanya juga tak makan waktu lama karena fast-charging-nya, bisa membuat baterai dari 20% butuh waktu 80 menit saja untuk mencapai 80%. 

Baca Juga: 10 Mobil MPV Paling Irit dan Bandel, Cocok untuk Keluarga! 

Efisiensi Biaya Operasional 

Mobil listrik DFSK Gelora E resmi diluncurkan seolah jadi angin segar buat para peniaga, pedagang, hingga pebisnis. 

Pasalnya mobil ini terkenal dapat membuat biaya operasional lebih efisien. Biaya listrik Rp1.000 per kWh dan kebutuhan 42 kWh jelas hanya membutuhkan sedikit biaya. 

Artinya untuk membuat baterai Gelora E ini penuh, Anda hanya butuh Rp42 ribu saja. Jadi untuk 300 km, biaya yang perlu Anda keluarkan sangat rendah. 

Bahkan jauh lebih rendah jika membandingkannya dengan mobil yang memiliki mesin konvensional. 

Pada mesin mobil konvensional, Anda butuh setidaknya Rp260 ribu untuk menempuh jarak 300 km. Selisihnya bisa Rp210 ribu per 300 km yang karena ini, tentu menjadikan Gelora E tepat untuk kendaraan komersial atau bisnis. 

Sudah Mulai Produksi Lokal dan Menyesuaikan Harga

Pada awalnya, mobil listrik Gelora E impor utuh (CBU) langsung dari China. Tapi, Februari 2023 yang lalu, akhirnya DFSK memproduksinya di Indonesia. Tepatnya ada di Cikande, Banten.

Langkah ini tak hanya memberi keuntungan bagi negara, tapi juga mampu membuat konsumen lebih tersenyum lebar. 

Pasalnya, dengan membuat mobil ini dalam negeri, bisa terjadi penyesuaian harga yang membuatnya bisa lebih bersaing. 

Dengan adanya produksi di dalam negeri, data menyebut jika harganya bisa turun sampai Rp100 juta yang membuat Gelora E jauh lebih terjangkau buat konsumen yang ada di Indonesia. 

Baca Juga: Review BMW 520i M Sport Sedan Bisnis Terlaris di GIIAS 2024

Gelora E Jadi Kendaraan Operasional Jaga Satwa Nusantara

PT Sokonindo Automobile dikabarkan melakukan serah terima atas DFSK Gelora E tipe minibus ke pelanggannya pada 4 November 2024 kemarin. 

Penyerahan ini mereka lakukan ke pelanggannya yakni PT Dyandra Mitra Indah. Pelanggannya ini merupakan pengelola Jaga Satwa Nusantara, Taman Mini Indonesia Indah (TMII). 

Gelora E terpilih tentu karena sesuai dengan tema utama yang jadi gagasan TMII yakni kawasan wisata hijau. Maka dari itu, Gelora E yang merupakan kendaraan listrik minim emisi terpilih menjadi kendaraan operasional. 

Besar harapan agar ke depannya semakin banyak kendaraan komersial dan operasional menggunakan mobil yang lebih ramah terhadap lingkungan.



Gaikindo Revisi Target Penjualan Mobil 2024, Menyerah?

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) memberi keputusan. Pada 2024 ini, target penjualannya bukan lagi 1,1 juta unit. Melainkan diturunkan. Gaikindo revisi target penjualan mobil menjadi 850.000 unit di tahun 2024. 

Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, berkata pemicunya yakni jika kondisi dari pasar otomotif yang tengah lesu.

Menurutnya, angka-angka penjualan mobil memang tidak bisa mengalami peningkatan signifikan. 

Keputusan perubahan target Gaikindo ini berdasar pada hasil diskusi dengan sejumlah Agen Pemegang Merek (APM) yang menjadi anggota dari Gaikindo. 

Sementara jika melihat angka penjualan dari Gaikindo, memang terjadi penurunan. 

Dari data yang ada, penjualan mobil dari pabrik ke dealer atau wholesales pada bulan Januari – September tahun 2024 ini turun hingga 16,2 persen. 

Detailnya sepanjang sembilan bulan, kisaran mobil yang terjual hanya 633.218 unit. Sedangkan untuk tahun lalu di rentang waktu yang sama terjual 755.778 unit. 

Tak hanya dari wholesales, tapi ritel pun mengalami penurunan. Tingkatnya mencapai 11,9% YoY tahun 2023. 

Di tahun 2024 bulan Januari – September, angka penjualan ritel hanya 657.223 unit. Berbeda dari data Gaikindo penjualan mobil 2023 pada periode yang sama, yakni terjual 746.246 unit. 

Baca Juga: Pindad Maung Pakai Komponen Ssangyong dan Mercedes-Benz

Produksi Mobil di Tanah Air Loyo, Apa Penyebabnya? 

Penjualan yang lesu, juga dibarengi dengan produksi yang loyo. Berdasarkan data, produksi mobil di September 2024 menurun 11,09% Year on Year (YoY) daripada September 2023 lalu. 

Pada periode 2023 lalu, angkanya mencapai 112.783 unit yang diproduksi. Tapi tahun ini di periode yang sama yakni 101.688 unit. 

Tak hanya YoY, tapi perbandingkan produksi bulanan juga lebih rendah karena terkoreksi sekitar 5,8%. 

Hal ini terjadi, menurut Gaikindo, karena beberapa penyebab. Sektor produksi jadi lemah karena Purchasing Manager’s Index (PMI) untuk manufaktur Indonesia terkontraksi. 

Angkanya di bawah 50 yakni tepatnya 49,2 tahun lalu. PMI yang lesu ini juga terjadi karena daya beli masyarakat Indonesia dari awal tahun hingga kini masih menurun. 

Selain itu, ada pula faktor seperti lemahnya nilai tukar rupiah, hingga suku bunga tinggi. 

“Memang daya beli masyarakatnya saja yang menurun. Akibatnya penjualan tidak bisa sebagus tahun lalu. Begitu juga dengan produksinya yang tak sehebat tahun lalu. Terlihat angka penjualan maupun angka produksi menurun,” kata Jongkie Sugiarto. 

Baca Juga: Mobil SUV Listrik Hyptec HT, Bikin EV Lain Ketar-ketir!

Harapan dari Para Pengusaha

Dalam kelesuan dan stagnasi tingkat penjualan ini, ada harapan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). 

Harapan itu agar pemerintahan yang baru saja terbentuk bisa memberi dampak positif untuk iklim usaha yang ada di Indonesia. 

Ajib Hamdani, Analis Kebijakan Ekonomi Apindo, berharap jika ada dampak positif dari kabinet baru pada ekonomi nasional. 

Di sisi lain, Ajib juga menilai persoalan utama kini adalah reformasi struktural, terutama secara ekonomi. 

Menurut Ajib, perlu ada perubahan fundamental karena itu bisa mendorong efisiensi bisnis serta produktivitas. 

Baca Juga: VinFast Raih Penghargaan atas Kebijakan Sewa Baterainya!

Dua Bulan Terakhir Ini, Ada juga Harapan agar Penjualan Meningkat

Meski Gaikindo revisi target penjualan mobil, tentu masih berharap untuk dua bulan terakhir di tahun 2024 ini. Buktinya, mereka mengadakan berbagai macam acara pameran otomotif. 

Bahkan, pada Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 skalanya lebih besar daripada GJAW tahun lalu. Acara ini bakal terselenggara di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang. 

Berbeda dengan penjualan mobil bekas yang oleh laman Kompas dikatakan naik tiga kali lipat pada tahun 2024 ini. Apalagi kini banyak platform jual-beli mobil bekas yang mampu memberi kualitas yang tinggi dengan harga terjangkau. 

Salah satunya seperti CarsGallery yang selalu menyiapkan mobil-mobil terbaiknya dengan jaminan lolos inspeksi + garansi.

Ciri-Ciri Mobil Mengalami Konsleting dan Cara Mengatasinya

Mobil terdiri dari banyak sistem yang kompleks, termasuk mesin, kelistrikan, dan elektronik, yang bekerja sama untuk memastikan bahwa kendaraan berjalan dengan benar. Namun, konsleting adalah masalah yang sering terjadi pada mobil. Ini terjadi ketika arus listrik terhubung pendek, menyebabkan aliran listrik tidak berjalan sesuai jalurnya dan dapat menyebabkan berbagai masalah, bahkan kebakaran.

Sangat penting untuk memahami tanda-tanda mobil yang mengalami konsleting untuk menjaga keamanan berkendara. Berikut ini adalah beberapa tanda umum yang perlu diperhatikan jika mobil Anda mungkin mengalami konsleting listrik, serta beberapa tindakan yang dapat Anda ambil untuk memperbaikinya.

1. Lampu Indikator Aki Menyala.

Lampu indikator aki—juga dikenal sebagai baterai—menyala di dasbor. Aki adalah pusat daya listrik mobil, dan biasanya menyala sebagai peringatan jika sistem kelistrikan mobil mengalami masalah.

Hal ini dapat terjadi karena arus listrik yang tidak stabil, yang membuat aki bekerja lebih banyak. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat merusak aki dan mengurangi kinerjanya. Lampu indikator aki menyala tidak selalu berarti ada konsleting; namun, jika terjadi bersamaan dengan gejala lain, ini merupakan sinyal yang harus diperhatikan.

2. Sekring yang Sering Terbakar atau Meleleh.

Sekring adalah bagian penting dari sistem kelistrikan mobil dan berfungsi untuk melindungi komponen lain dari kerusakan yang disebabkan oleh arus listrik yang berlebihan. Jika terjadi konsleting atau lonjakan arus, sekring akan “putus” untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Namun, jika sekring selalu terbakar atau meleleh bahkan setelah diganti, itu bisa menjadi tanda konsleting di bagian kelistrikan mobil. Konsleting menyebabkan aliran listrik yang lebih besar daripada kapasitas sekring, yang menyebabkan sekring seringkali bekerja terlalu keras dan akhirnya terbakar.

Anda dapat melakukan hal-hal berikut untuk mengetahui apakah ada masalah dengan sekring:

Periksa kotak sekring secara teratur. Jika ada sekring yang rusak atau terbakar, ganti dengan sekring baru dengan kapasitas yang sama. Jika kerusakan pada sekring yang sama terus terjadi, itu bisa menunjukkan bahwa ada masalah dengan kabel atau komponen yang terhubung dengan sekring tersebut.

3. Bau Terbakar di Dalam Kabin.

Mobil yang mengalami konsleting mungkin menimbulkan bau terbakar di dalam kabin. Bau ini dapat berasal dari komponen elektronik atau kabel yang terlalu panas akibat konsleting. Seringkali, bau terbakar terasa tajam dan menyerupai bau karet atau plastik yang meleleh.

Saat Anda mengendarai mobil, segera berhenti dan matikan mesin untuk mengidentifikasi sumber bau terbakar. Jika bau terbakar terus-menerus, itu bisa menunjukkan bahwa komponen terlalu panas.

4. Lampu Mobil Berkedip atau Meredup.

Masalah dengan lampu mobil, termasuk lampu depan, lampu belakang, dan lampu indikator di dasbor, dapat menunjukkan adanya konsleting. Jika arus listrik tidak stabil, lampu mobil bisa redup, berkedip-kedip, atau bahkan mati mendadak.

Lampu yang meredup atau berkedip menunjukkan masalah dengan aliran listrik yang tidak memadai. Dalam beberapa kasus, lampu bisa tiba-tiba padam, terutama saat berkendara di malam hari atau dalam cuaca buruk.

5. Komponen Elektronik Tidak Berfungsi dengan Baik.

Semua komponen elektronik mobil, seperti AC, jendela listrik, wiper, dan sistem audio, bergantung pada arus listrik yang stabil. Jika salah satu atau beberapa komponen ini tiba-tiba berhenti berfungsi, ini bisa menjadi tanda masalah kelistrikan, termasuk konsleting.

Sebagai contoh, hubungan arus pendek yang mengganggu kinerja komponen elektronik dapat menyebabkan AC tiba-tiba mati atau sistem audio sering mati-hidup sendiri. Selain itu, jendela listrik yang lambat atau macet juga dapat menjadi gejala masalah kelistrikan.

6. Aki Habis Cepat.

Ini bisa menjadi tanda bahwa ada konsleting pada sistem kelistrikan mobil. Konsleting menyebabkan arus listrik mengalir secara tidak normal ke aki, yang membuat aki bekerja lebih keras untuk menjaga aliran listrik ke seluruh komponen mobil. Akibatnya, aki bisa habis lebih cepat dari yang seharusnya.

Jika Anda sering mengalami aki yang cepat habis, periksa sistem kelistrikan mobil Anda untuk memastikan bahwa tidak ada konsleting yang menyebabkan masalah ini.

7. Mobil Sulit Menyala.

Masalah sistem kelistrikan, seperti konsleting, dapat menyebabkan mobil sulit dinyalakan. Konsleting juga dapat mengganggu distribusi arus listrik yang seharusnya mengalir dengan lancar untuk menyalakan mesin, dan konsleting juga dapat menyebabkan aki cepat habis.

Jika mobil sulit menyala meskipun akinya baru atau dalam kondisi baik, periksa sistem kelistrikan untuk memastikan bahwa tidak ada arus pendek yang mengganggu aliran listrik mobil.

8. Percikan Listrik atau Asap dari Kabel Mobil.

Tanda konsleting yang paling jelas dan signifikan adalah munculnya percikan listrik atau asap dari kabel mobil. Percikan listrik adalah gangguan arus listrik yang signifikan yang dapat terjadi karena hubungan pendek antara dua kabel atau komponen lainnya.

Jika Anda melihat percikan atau kabel yang mengeluarkan asap, matikan mesin dan cabut kunci mobil untuk mencegah kebakaran atau kerusakan yang lebih parah. Jika Anda tidak memiliki pengetahuan tentang kelistrikan mobil, sebaiknya jangan mencoba memperbaikinya sendiri.

Cara Mengatasi Konsleting Mobil: Jika Anda mencurigai adanya konsleting pada mobil Anda, Anda dapat melakukan beberapa hal berikut:

Jika ada tanda-tanda konsleting, seperti bau terbakar atau percikan, matikan mesin dan cabut kunci untuk menghentikan aliran listrik.

Periksa Kondisi Kabel dan Sekring: Lihat kondisi sekring dan kabel di dalam kotak sekring. Jika sekring terbakar atau kabel terlihat rusak, ini bisa menandakan adanya konsleting. Ingatlah untuk menggunakan sekring dengan kapasitas yang sesuai saat menggantinya.

Gunakan Multimeter: Jika Anda memiliki multimeter, Anda dapat menggunakannya untuk memeriksa tegangan listrik pada bagian-bagian mobil. Multimeter dapat mendeteksi apakah ada arus listrik yang tidak normal pada bagian tertentu.

Konsultasikan dengan mekanik: Jika Anda tidak dapat menemukan penyebab konsleting mobil Anda atau jika Anda merasa tidak yakin, segera bawa mobil Anda ke bengkel yang terpercaya. Untuk memastikan bahwa semua komponen berfungsi dengan baik, mekanik yang berpengalaman harus menangani konsleting mobil.

Hindari Menggunakan Aksesori Listrik Berlebihan: Aksesori seperti lampu tambahan, sistem audio dengan watt besar, atau modifikasi lain yang memerlukan banyak listrik dapat menyebabkan sistem kelistrikan mobil terbebani terlalu banyak, yang dapat menyebabkan konsleting.

Untuk menjaga mobil Anda aman dan berfungsi dengan baik, sangat penting untuk memahami tanda-tanda yang menunjukkan bahwa mobil Anda mengalami konsleting. Jika Anda mencurigai adanya konsleting, segera lakukan pemeriksaan, matikan mesin, dan konsultasikan dengan mekanik untuk mengurangi risiko.

Tahun 2024 Penjualan Mobil di Indonesia Lesu, Ini Pemicunya!

Gaikindo merevisi target pasar otomotifnya menjadi 850 ribu unit tahun ini. Bahkan ada program Gaikindo Jakarta Auto Week dengan skala dua kali lebih besar dari sebelumnya. Penjualan mobil di Indonesia lesu menjadi penyebab mengapa dua hal ini terjadi. 

Padahal, kini pasar Indonesia tengah ramai dengan merk-merk mobil terbaru. Bahkan tak jarang menawarkan teknologi mumpuni dengan harga yang rendah. 

Tapi, perkembangan pabrikan mobil tak berimbang dengan luasnya pasar yang bisa dijangkau. Merk boleh semakin banyak masuk, tapi di pasar otomotif semuanya seolah ‘saling tusuk’ demi kebagian kue penjualan. 

Tak ada pertumbuhan signifikan dalam satu dekade terakhir. Pasalnya, hanya berkisar di antara tingkat penjualan 1 juta unit per tahun. Jarang lebih tinggi, bahkan pada tahun ini harus mendapatkan revisi. 

Baca Juga: Review BMW 520i M Sport Sedan Bisnis Terlaris di GIIAS 2024

Sebenarnya, Mengapa Penjualan Mobil di Indonesia Lesu?

Hal ini tentu membuat Anda bertanya, apa yang sedang terjadi dengan pasar penjualan mobil di Indonesia? 

Apakah masyarakat tak tertarik dengan teknologi teranyar? Apakah mahalnya harga menjadi faktor pertimbangan? Atau justru ada penyebab lain yang membuat banyak orang lebih menggenggam uang daripada membeli mobil? 

Guna menjawab ini mari simak paparan dari CEO MarkPlus Inc, Iwan Setiawan. MarkPlus Inc sudah menganalisis berbagai faktor yang menjadi pemicu mengapa kini penjualan mobil mengalami stagnasi dan kelesuan. 

Ia mengatakan setidaknya ada empat hal yang memicu lesunya pembelian mobil baru di Indonesia. 

Ada 56% konsumen yang memberi penilaian harga mobil baru ketinggian. 50% lainnya merasa pajak di Indonesia terlalu tinggi. Sedangkan 37% selanjutnya mengeluh soal suku bunga leasing yang menurut mereka memberatkan. 

Ada juga 26% responden yang berkata jika mereka lebih prefer membeli mobil bekas yang kualitasnya kini masih terasa seperti mobil baru. 

Selain itu, ada pula ungkapan dari Yannes Martinus Pasaribu, seorang Pengamat Otomotif. Ia mengungkapkan bahwa ada sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi lesunya penjualan mobil baru. 

Misalnya, ada kenaikan suku bunga dan inflasi yang akhirnya membuat cicilan mobil jadi lebih mahal. Kedua faktor itu juga, menurutnya, merupakan penyebab mengapa daya beli masyarakat menurun. 

Selain itu ada pula kondisi ekonomi global yang masih tak menentu dan akhirnya menjadikan masyarakat kelas menengah menjadi turun daya belinya. 

Baca Juga: Subaru Sports Car Festival 2024, Pamerkan Subaru BRZ 2025

Pendapatan Perkapita Orang Indonesia juga Menjadi Faktornya

Data penjualan mobil di Indonesia yang tidak tumbuh signifikan jelas menimbulkan tanya. Guna menjawab apa penyebabnya, paparan dari LPEM FEB UI menyebut bahwa salah satu faktornya yakni pendapatan perkapita orang-orang Indonesia. 

Memang, ada kenaikan sebanyak 3,65 persen. Tapi, kenaikan tersebut masih tergolong tipis. 

Dengan kenaikan tipis selama 2015 – 2022 ini, maka bukan hal mengejutkan jika penjualan mobil yang ada di Indonesia masih stagnan dan cenderung lesu. 

Baca Juga: Citroen C4 dan C4 X Meluncur di Paris Motor Show 2024

Butuh Kerja Sama untuk Menumbuhkan Market dan Meningkatkan Penjualan

Chief Operating Officer PT HMID, Fransiscus Soerjopranoto mengatakan jika pertumbuhan bisa dikatrol dengan kerja sama dalam menumbuhkan market dan meningkatkan penjualan. 

Menurutnya, market tumbuh karena ada dua hal: produsen yang mengenalkan produk terbaru dan satu lagi dukungan dari pemerintah untuk regulasinya. 

Pasalnya, beliau mengatakan jika di tahun 2012, market tumbuh karena pemerintah memberi regulasi mengenai LCGC. Selain itu, ia juga mencontohkan peningkatan penjualan terjadi ketika pabrik mobil mengenalkan produk baru. 

Terutama ketika Toyota mengeluarkan Avanza. Ketika itu, kenaikannya bisa 400 ribu unit untuk satu mobil ini saja. 

Penjualan mobil di Indonesia lesu tentu terjadi karena beragam faktor mulai dari kondisi ekonomi, pendapatan masyarakat, regulasi, dan banyak faktor lain. Besar harapan dengan berbagai ajang otomotif, penjualan bisa kembali meningkat. 

Berbeda halnya dengan pasar mobil bekas yang kini kian banyak peminatnya. Apalagi dengan hadirnya CarsGallery yang memiliki berbagai unit mobil berkualitas. Tak heran, peningkatan penjualan dalam pasar mobil seken terus meninggi.

Exit mobile version