Selain speedometer dan odometer, ada satu lagi alat ukur yang terdapat pada mobil yakni tachometer. Bahkan sampai tersedia beberapa jenis tachometer yang cara kerja, komponen, dan fungsi utamanya berbeda.
Sesuai dengan istilahnya, setiap komponen dengan ‘meter’ di belakangnya sudah pasti suatu alat ukur. Begitu juga dengan tachometer.
Tapi, sebenarnya apa itu tachometer? Apa fungsinya pada suatu mobil? Dan, apa saja jenis yang ada dalam mobil? Berikut penjelasannya.
Daftar Isi :
ToggleMengenal Tachometer, Alat Ukur Rotasi Mesin
Pertama, kami bahas dulu dari definisi. Jadi, tachometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur rotasi dari suatu mesin.
Tak hanya pada mobil, tapi masih terdapat sejumlah mesin lain yang juga memiliki tachometer di dalamnya.
Contohnya saja pada mesin pesawat hingga alat-alat medis. Hampir semua jenis mesin yang berotasi, biasanya dilengkapi dengan tachometer ini.
Nantinya, satuan ukur dari tachometer adalah rotation per minute atau yang sering kita kenal dengan singkatan RPM.
Dengan hadirnya alat ukur satu ini, Anda akan begitu terbantu dalam mengetahui tingkat perputaran kendaraan sekaligus menjadi alat ukur untuk mengendalikan mesin.
Fungsi Tachometer
Sama dengan yang sudah kami jelaskan, fungsi tachometer tak terbatas pada mesin mobil belaka. Namun, Anda juga bisa menemukannya dalam sejumlah alat yang memiliki mesin berotasi. Tapi, secara umum ini fungsinya:
1. Alat Pengukuran Kecepatan Putaran Mesin
Fungsi dari alat ini memang menjadi alat untuk tahu tingkat perputaran dari mesin. Jadi, Anda akan lebih mudah untuk mengendalikan maupun mengoperasikannya.
Nah, untuk mobil, biasanya tachometer punya fungsi yakni instrumen yang efektif untuk membantu RPM mobil. Dengan adanya ini, Anda memiliki batasan agar ketika mengemudikan mobil tidak melebihi RPM yang telah menjadi ketentuan pabrik.
2. Perubahan Gigi/Transmisi
Pada mobil, tachometer juga berguna untuk tahu perubahan transmisi atau untuk membantu saat yang pas guna mengganti gigi.
Dengan menyimak tachometer, maka Anda bisa memperkirakan ukuran kecepatan rotasi mesin yang pas agar ganti gigi lebih halus dan efisien.
3. Bantu Pengoperasian Transmisi Otomatis
Walaupun otomatis, sebenarnya transmisi ini terbantu dengan adanya tachometer. Utamanya ketika di situasi tertentu.
Contohnya, jika dalam akselerasi tertentu, maka tachometer akan memastikan tingkat kecepatan rotasi terbaik demi tenaga yang optimal.
4. Bisa Menjadi Indikator Kerusakan
Selain itu, jika Anda memahami rpm mobil naik turun secara tiba-tiba dan tak normal, maka itu menjadi indikasi kalau terjadi kerusakan.
Misalnya kerusakan atau masalah di bagian pengapian, sistem pembakaran, sampai menjadi tanda jika komponen mesin mengalami aus.
Dengan adanya alat ini, Anda akan begitu terbantu untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi.
Jenis-Jenis Tachometer
Tachometer yang kini terpasang dalam mobil biasanya berbeda. Nah, untuk tahu apa saja jenis tachometer, Anda bisa cek di sini:
1. Tachometer Optik
Pertama adalah tachometer optik. Nama lainnya adalah non-contact. Kalau melihatnya dari segi tampilan, alat ini berupa display yang punya jarum serta skala ukur yang menampilkan data berupa jalur dan garis.
Adapun cara kerja tachometer satu ini dengan memanfaatkan photo sensor. Ketika jarum di bagian display berputar, maka bagian photo sensor otomatis melakukan penghitungan atas garis yang terlewati.
Dalam pengukuran ini, lalu hasilnya pulse. Kemudian, tachometer melakukan penghitungan rangkaian counter. Setelah itu, hasil pengukuran bisa tampil pada layar.
2. Tachometer Gerigi
Jenis kedua adalah tachometer rotor gerigi. Jika melihat komponennya, maka ada tiga komponen pendukung yakni gerigi pemutar, roda, dan magnet khusus.
Selain komponen tersebut juga ada dua sensor yang tersemat yakni Hall Effect Sensor (HRS) dan Variable Reluctance Sensor (VRS).
Jenis tachometer ini punya cara kerja berbeda. Proses kerjanya terbantu dengan adanya perputaran pada rotor.
Urusan penghitungan biasanya dengan menghitung gerigi rotor yang akan melewati komponen magnet.
Nantinya, gerakan tersebut akan memunculkan energi dan menjadi gelombang kotak. Nah, gelombang inilah yang menjadi acuan untuk tahu rotasi mesin per menit atau RPM dari mesinnya.
3. Tachometer DC
Jenis terakhir yang umum ada pada mobil di pasaran adalah Tachometer DC. Penamaan DC ini punya alasan yakni karena jenis tegangan yang merupakan hasil dari tachometer satu ini.
Benar, tachometer pada jenis satu ini menimbulkan tegangan listrik berjenis DC. Tenaga ini adalah hasil dari kecepatan gerak dari batang pengukur.
Dari segi komponen, tachometer DC ini ada magnet tetap dan material yang memutar dari bahan koil.
Cara kerjanya terbilang mudah karena hanya proses konversi langsung di antara tegangan dan kecepatan.
Cara Membaca Tachometer Mobil
Hadirnya berbagai jenis tachometer ini bukan tanpa alasan dan sebagai hiasan belaka. Tapi, untuk Anda baca.
Masalahnya, mungkin masih ada pengguna baru yang belum memahami cara baca tachometer mobil.
Mudah saja guna memahaminya. Di tachometer, ada angka 0 – 6. Nantinya semakin besar angka RPM mobil, maka angka yang akan ditunjukkan oleh jarum juga ikut besar pula.
Tapi, itu bukanlah angka sebenarnya karena yang ada di tachometer itu harus Anda kali 1.000. Misalnya saat jarum menunjuk pada angka 4. Maka artinya adalah perputaran mesin 4.000 rpm. Mudah, bukan?
Cek Kondisi Mesin Bisa Lewat Tachometer
Tachometer juga jadi indikator kondisi mesin kendaraan. Selain berguna untuk memahami rotasi, akan sangat berguna terutama buat Anda yang mau beli mobil bekas.
Sebelum deal, cek dulu kondisi mesin dari tachometer mobilnya. Jika tak ada masalah, maka kondisi mesin masih sangat baik.
Sama seperti unit mobil yang tersedia di platform jual beli mobil bekas CarsGallery. Bebas masalah karena sudah lolos inspeksi!
Erwin Juntoro memiliki pengalaman lebih dari 5 tahun di bidang otomotif. Ia menyukai aktivitas memperbaiki, memodifikasi dan tune-up mobil. Selalu update seputar mobil konvensional hingga mobil listrik terbaru.