Tahun 2024 Penjualan Mobil di Indonesia Lesu, Ini Pemicunya!

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Print

Gaikindo merevisi target pasar otomotifnya menjadi 850 ribu unit tahun ini. Bahkan ada program Gaikindo Jakarta Auto Week dengan skala dua kali lebih besar dari

Gaikindo merevisi target pasar otomotifnya menjadi 850 ribu unit tahun ini. Bahkan ada program Gaikindo Jakarta Auto Week dengan skala dua kali lebih besar dari sebelumnya. Penjualan mobil di Indonesia lesu menjadi penyebab mengapa dua hal ini terjadi. 

Padahal, kini pasar Indonesia tengah ramai dengan merk-merk mobil terbaru. Bahkan tak jarang menawarkan teknologi mumpuni dengan harga yang rendah. 

Tapi, perkembangan pabrikan mobil tak berimbang dengan luasnya pasar yang bisa dijangkau. Merk boleh semakin banyak masuk, tapi di pasar otomotif semuanya seolah ‘saling tusuk’ demi kebagian kue penjualan. 

Tak ada pertumbuhan signifikan dalam satu dekade terakhir. Pasalnya, hanya berkisar di antara tingkat penjualan 1 juta unit per tahun. Jarang lebih tinggi, bahkan pada tahun ini harus mendapatkan revisi. 

Baca Juga: Review BMW 520i M Sport Sedan Bisnis Terlaris di GIIAS 2024

Sebenarnya, Mengapa Penjualan Mobil di Indonesia Lesu?

Hal ini tentu membuat Anda bertanya, apa yang sedang terjadi dengan pasar penjualan mobil di Indonesia? 

Apakah masyarakat tak tertarik dengan teknologi teranyar? Apakah mahalnya harga menjadi faktor pertimbangan? Atau justru ada penyebab lain yang membuat banyak orang lebih menggenggam uang daripada membeli mobil? 

Guna menjawab ini mari simak paparan dari CEO MarkPlus Inc, Iwan Setiawan. MarkPlus Inc sudah menganalisis berbagai faktor yang menjadi pemicu mengapa kini penjualan mobil mengalami stagnasi dan kelesuan. 

Ia mengatakan setidaknya ada empat hal yang memicu lesunya pembelian mobil baru di Indonesia. 

Ada 56% konsumen yang memberi penilaian harga mobil baru ketinggian. 50% lainnya merasa pajak di Indonesia terlalu tinggi. Sedangkan 37% selanjutnya mengeluh soal suku bunga leasing yang menurut mereka memberatkan. 

Ada juga 26% responden yang berkata jika mereka lebih prefer membeli mobil bekas yang kualitasnya kini masih terasa seperti mobil baru. 

Selain itu, ada pula ungkapan dari Yannes Martinus Pasaribu, seorang Pengamat Otomotif. Ia mengungkapkan bahwa ada sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi lesunya penjualan mobil baru. 

Misalnya, ada kenaikan suku bunga dan inflasi yang akhirnya membuat cicilan mobil jadi lebih mahal. Kedua faktor itu juga, menurutnya, merupakan penyebab mengapa daya beli masyarakat menurun. 

Selain itu ada pula kondisi ekonomi global yang masih tak menentu dan akhirnya menjadikan masyarakat kelas menengah menjadi turun daya belinya. 

Baca Juga: Subaru Sports Car Festival 2024, Pamerkan Subaru BRZ 2025

Pendapatan Perkapita Orang Indonesia juga Menjadi Faktornya

Data penjualan mobil di Indonesia yang tidak tumbuh signifikan jelas menimbulkan tanya. Guna menjawab apa penyebabnya, paparan dari LPEM FEB UI menyebut bahwa salah satu faktornya yakni pendapatan perkapita orang-orang Indonesia. 

Memang, ada kenaikan sebanyak 3,65 persen. Tapi, kenaikan tersebut masih tergolong tipis. 

Dengan kenaikan tipis selama 2015 – 2022 ini, maka bukan hal mengejutkan jika penjualan mobil yang ada di Indonesia masih stagnan dan cenderung lesu. 

Baca Juga: Citroen C4 dan C4 X Meluncur di Paris Motor Show 2024

Butuh Kerja Sama untuk Menumbuhkan Market dan Meningkatkan Penjualan

Chief Operating Officer PT HMID, Fransiscus Soerjopranoto mengatakan jika pertumbuhan bisa dikatrol dengan kerja sama dalam menumbuhkan market dan meningkatkan penjualan. 

Menurutnya, market tumbuh karena ada dua hal: produsen yang mengenalkan produk terbaru dan satu lagi dukungan dari pemerintah untuk regulasinya. 

Pasalnya, beliau mengatakan jika di tahun 2012, market tumbuh karena pemerintah memberi regulasi mengenai LCGC. Selain itu, ia juga mencontohkan peningkatan penjualan terjadi ketika pabrik mobil mengenalkan produk baru. 

Terutama ketika Toyota mengeluarkan Avanza. Ketika itu, kenaikannya bisa 400 ribu unit untuk satu mobil ini saja. 

Penjualan mobil di Indonesia lesu tentu terjadi karena beragam faktor mulai dari kondisi ekonomi, pendapatan masyarakat, regulasi, dan banyak faktor lain. Besar harapan dengan berbagai ajang otomotif, penjualan bisa kembali meningkat. 

Berbeda halnya dengan pasar mobil bekas yang kini kian banyak peminatnya. Apalagi dengan hadirnya CarsGallery yang memiliki berbagai unit mobil berkualitas. Tak heran, peningkatan penjualan dalam pasar mobil seken terus meninggi.

Other Post

Related Post