6 Penyebab Utama RPM Mobil Naik Turun di Tachometer!

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Print

RPM mobil naik turun mengindikasikan ada kesalahan pada kendaraan Anda. Kondisi ini sering dapat sebutan sebagai engine hunting atau sederhananya, RPM tidak dalam kondisi stabil.

RPM mobil naik turun mengindikasikan ada kesalahan pada kendaraan Anda. Kondisi ini sering dapat sebutan sebagai engine hunting atau sederhananya, RPM tidak dalam kondisi stabil. 

RPM atau (Revolution Per Minute) menjadi ukuran perputaran bagian mesin dalam mobil. Harusnya stabil. Saat naik-turun, artinya ada yang tidak beres pada perputaran mesin atau kinerjanya. 

Faktor yang memicu ketidakstabilan ini cukup bervariasi. Baiknya segera Anda perbaiki agar tak menghasilkan masalah tambahan pada mobil.

Penyebab RPM Mobil Naik Turun

Saat RPM mobil tidak stabil, umumnya pengemudi merasa kesulitan dalam mengendalikan laju mobil, pindah transmisi jadi kurang nyaman, dan beragam dampak lain. 

Tapi, apa yang menyebabkan penyebab RPM naik turun pada mesin diesel maupun jenis mesin mobil injeksi? 

1. Idle Speed Control (ISC) Rusak

Pertama, RPM pada mobil bisa naik turun karena ISC rusak dan macet. 

Dalam cara kerjanya, ISC berperan mengatur RPM idle bisa stabil dan tetap sesuai dengan perintah ECU ke komputer mesin. 

Jadi, meski terjadi perubahan pada mesin mobil ISC harus membuatnya tetap stabil. Baik itu ketika akselerasi, deselerasi, atau saat Anda menyalakan AC mobil. 

Tak peduli kondisinya, ISC harus membuat RPM idle tetap stabil. 

Maka dari itu, saat ISC dari RPM idle mengalami kerusakan, akibatnya RPM naik turun saat mesin dingin.

2. Kotornya Sensor Mass Air Flow

Ketika membaca tachometer mobil naik turun dan tak stabil, bisa jadi permasalahannya pada sensor mass air flow. 

Seperti namanya, sensor ini berfungsi sebagai alat deteksi jumlah massa udara yang masuk ke bagian mesin. 

Ketika sensornya kotor, maka pengukurannya tidak bisa berjalan sempurna. Hal ini mengakibatkan massa udara yang berhasil masuk tidak terkontrol. 

Bisa sangat sedikit atau sebaliknya. Data yang berasal dari sensor ini dan menuju ke ECU mengakibatkan komposisi bahan bakar yang tercampur tak lagi sesuai. 

Ini bisa jadi penyebab RPM naik turun pada mobil karburator karena udara yang masuk tak sesuai dengan kebutuhan. Hasilnya RPM mobil akan naik turun. 

3. Throttle Body Kotor

rpm mobil naik turun

Bagian throttle body fungsinya juga sebagai pengatur udara, bedanya dengan mass air flow adalah jenis udaranya. 

Kalau tadi mengatur massa dari udara, throttle body mengatur jumlah udara bersihnya. 

Dalam proses pembakaran, udara bersih punya peran penting sebagai bahan yang dicampur dengan bahan bakar. 

Proses inilah yang kemudian menghasilkan tenaga agar mobil bisa menyala. 

Nah, saat throttle body performanya masih optimal maka fungsi tachometer sebagai penunjuk RPM stabil seperti biasa. 

Namun, saat kotor justru yang terjadi RPM pada tachometer menjadi tidak stabil atau naik turun. 

Hal ini terjadi akibat tak sesuainya jumlah udara bersih yang masuk untuk proses pembakaran. 

4. Sirkulasi Freon Tak Lancar

Pernah mengalami RPM mobil naik turun saat AC nyala? Bisa jadi penyebabnya di bagian sirkulasi freon. 

Dengan kata lain, saat RPM naik-turun artinya sirkulasi freon AC mobil tidak lancar. 

Penyebab utamanya di bagian kondensor AC yang tersumbat. Selain itu, bisa jadi kompresor AC Anda memang sudah waktunya diservice atau ganti baru. 

RPM yang tak stabil bisa Anda rasakan ketika baru menyalakan AC. Kinerja mesin ketika menyalakan AC itu lebih terbebani jika sirkulasi dari freonnya tak lancar. 

Maka dari itu, RPM bisa terganggu dan tidak stabil. 

5. Celah Platina Terlalu Lebar

Platina umumnya ada dalam sejumlah mobil konvensional, atau katakanlah mobil lawas. 

Fungsinya sendiri yakni memutus-menghubungkan arus listrik ke kumparan primer pada bagian koil pengapian. 

Yap, aliran listrik penting untuk membuat percikan api dari busi yang dibutuhkan untuk pembakaran. 

Sistem pengapian mobil yang masih pakai platina, sangat penting untuk dapat cek rutin atau penyetelan berkala. 

Jika tidak, maka RPM pada jenis tachometer di mobil akan terganggu. 

Saat celah dari platina terlalu lebar, maka yang terpengaruh adalah sudut dwellnya akan mengecil. 

Jika sudut dwell kecil, maka aliran arus listrik primer jadi lebih pendek. Jadi, percikan api yang busi butuhkan begitu lemah karena tegangan pada bagian koil tak sempurna. 

Hal inilah yang kemudian membuat pembakaran di mesin mobil tak optimal karena kekurangan tenaga. 

Maka dari itu, tenaga mesinnya tak optimal dan RPM pada tachometer menjadi naik-turun atau tak stabil. 

6. Vacuum Advancer Mengalami Keretakan

Faktor terakhir yang dapat memicu RPM mobil naik turun adalah keretakan di bagian vacuum advancer. 

Bagian ini menjadi sistem tambahan untuk mobil yang masih memakai pengapian platina. 

Fungsinya yakni memaju-mundurkan momen pemercikan api busi yang menyesuaikan dengan beban mesin. 

Cara kerjanya yakni dengan memanfaatkan momen vakum pada intake manifold. 

Ketika mesin terbebani, maka kevakuman di bagian intake manifoldnya rendah. Vacuum advancer inilah yang berguna untuk mengubah posisi platina. 

Posisi platina yang sudah berubah akhirnya mampu mengubah juga waktu pengapian keseluruhan. 

Tanpa kinerja yang optimal dari vacuum advancer, maka tak ada yang bisa memanipulasi posisi dari platina. 

Akhirnya, pengapian maju-mundur bisa terjadi walaupun mesin tak sedang terbebani. Ini juga menjadi penyebab dari RPM tidak stabil, bisa sangat tinggi dan rendah. 

Selain tahu penyebabnya, penting memahami RPM pada mobil bekas yang ingin Anda beli. 

Sebaiknya juga pilih platform atau tempat jual beli mobil bekas terpercaya seperti di CarsGallery. 

Ada jaminan garansi mobilnya sudah melalui tahapan inspeksi, harga reasonable, dan banyak pilihan jenis, tipe, hingga tahun keluaran mobil. Cek sekarang!



Other Post

Related Post