Anjlok! Ini Angka Penjualan Mobil Semester 1 2024

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Print

Penjualan mobil baru yang ada dalam negeri tengah mengalami kelesuan. Sebab, angka penjualan mobil semester 1 2024 ternyata mengalami penurunan. Bahkan, masih cukup jauh dari

Penjualan mobil baru  yang ada dalam negeri tengah mengalami kelesuan. Sebab, angka penjualan mobil semester 1 2024 ternyata mengalami penurunan. 

Bahkan, masih cukup jauh dari target yang ditetapkan oleh GAIKINDO dan totalnya lebih kecil daripada penjualan mobil tahun lalu. 

Sekretaris umum GAIKINDO, Kukuh Kumara, menyatakan jika masih belum ada niatan melakukan revisi atas target tahunan karena masih perlu diskusi lebih lanjut. Terutama berdiskusi dengan para anggota yang tergabung dalam GAIKINDO. 

Baca Juga: Daftar Mobil Baru di GIIAS 2024, Siapkan Budget Anda!

Lesu, Berapa Angka Penjualan Mobil Semester 1 2024

Benar, bahkan banyak yang berkata jika penjualan mobil 2024 ini terbilang anjlok karena turun jauh dari tingkat penjualan pada tahun sebelumnya. 

Bahkan tingkat penjualan mobil baru pada tahun lalu, hampir menyentuh target tahunan yang ditetapkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO). 

Adapun nilai penjualannya terbagi ke dalam dua kategori utama: wholesale dan retail sales. Masing-masing menunjukkan angka yang juga berbeda. 

Angka Penjualan Wholesales

Bagi yang telah lama di dunia otomotif dan mengikuti berita, sudah tentu paham dengan wholesales.

Jadi, wholesales merupakan data penjualan mobil yang ada di Indonesia pada laporan yang dibuat GAIKINDO. Bahkan setiap bulan. 

Maka, setiap pecinta berita otomotif dapat melakukan tracking mengenai tingkat penjualan hingga memahami mobil pabrikan mana saja yang paling laris. 

Penjualan wholesale ini, artinya merupakan angka terjualnya mobil dari produsen langsung pada dealer resmi atau distributor resmi. 

Proses penjualannya biasanya punya sebutan lain yakni bulk buying atau penjualan dalam jumlah besar. 

Pasalnya, perusahaan atau produsen mobil tidak akan kena pajak penjualan karena memberikannya pada dealer resmi sendiri. 

Soal angka penjualan mobil semester 1 2024 whole sales, yakni mencapai 408.012 unit mobil. 

Angka ini hanya pada semester pertama atau bulan Januari – Juni 2024. Dari angka tersebut, ada kesimpulan bahwa capaiannya turun sebanyak 19,4% daripada periode yang sama tahun 2023 lalu. 

Padahal, penjualan mobil 2023 kategori whole sales mencapai 506.427 unit. Jadi, selisih unit terjualnya adalah sekitar 98.415 mobil. 

Baca Juga: Daftar Harga Mobil BYD di Indonesia, Termurah Rp400 Jutaan!

Angka Penjualan Mobil Retail Sales 2024

Sedangkan untuk retail sales, juga mengalami hal serupa yakni mengalami penurunan cukup signifikan. Maka, tak heran banyak pengamat otomotif yang berkata jika penjualan mobil di tahun ini memang sedang lesu karena banyak penurunan. 

Sekadar informasi, retail sales berbeda dengan wholesale. Retail sales merupakan penjualan dari pihak dealer ke end-user atau pengguna akhir/konsumen. 

Beda dengan wholesale, tingkat penjualannya bergantung atas seberapa besar permintaan dari konsumen. 

Semakin tinggi minat konsumen, maka semakin tinggi juga hasil penjualannya. Selain itu, perbedaan mendasar lain adalah dari segi penetapan harga. 

Biasanya penjual retail atau dealer, menentukan harga lebih tinggi daripada langsung dari produsen mobil. Tentu tujuannya demi memperoleh laba. 

Selain laba, alasan penetapan harga lebih tinggi lainnya adalah karena penjualan retail memang kena pajak penjualan barang. Jadi, masuk akal untuk menentukan harga lebih tinggi daripada langsung membeli dari pabrik. 

Rata-rata Penjualan Bulanan Mobil Tahun 2024

Dari data yang ada, bisa juga mengetahui rata-rata penjualan bulanan. GAIKINDO merilis bahwa rata-rata penjualan bulanannya adalah penjualan yang bisa terbukukan yakni 71.000 unit. 

Guna mencapai target tahunannya yang 1,1 juta unit, memang masih menjadi tantangan tersendiri bagi industri mobil yang ada di Indonesia. 

Begitu menarik jika membandingkannya dengan angka penjualan di tahun 2023. Pada dua semester, totalnya ada 1 juta unit yang terjual.

Jadi, rata-rata unit mobil yang bisa terjual pada tahun lalu sekitar 84.000 unit. Masih selisih 13.000 unit untuk mencapai rata-rata yang sama dengan tahun lalu. 

Apalagi, selisih target dengan total penjualan sebenarnya hanya 100.000 unit mobil dan ini menjadi angka yang cukup tinggi. 

Baca Juga: Masuk ke Indonesia, BYD M6 Buat Persaingan Dagang Otomotif

Gara-gara The Fed? 

Kukuh Kumara dalam wawancaranya, mengatakan jika ada alasan mengapa terjadi perlambatan industri otomotif di Indonesia. 

Menurutnya, ini terjadi dan terasa sejak The Fed, bank sentral Amerika Serikat, menaikkan suku bunga acuannya di kuartal ketiga tahun 2023 yang lalu. 

Sudah pasti, kenaikan suku bunga dari The Fed juga membuat Bank Indonesia (BI) akan melakukan hal yang sama. 

Sejak itu, BI akhirnya pun mengerek tingkat suku bunga acuannya sampai saat ini masih berada di level 6,25%. 

Mengapa Industri Otomotif Terpengaruh? 

Naiknya suku bunga ini juga akhirnya mengerek naik kebijakan berbagai lembaga perbankan dan pembiayaan. 

Mereka menjadi lebih selektif atas pengucuran kredit untuk pembelian kendaraan bermotor. 

Maka, tak heran jika akibatnya akan terasa pada permintaan mobil baru dari end user yang ingin memperoleh mobil dengan skema kredit. 

Apalagi dengan Pemilu 2024, akhirnya angka penjualan mobil semester 1 2024 mengalami penurunan hingga belasan persen. 

Banyak yang Beralih ke Pembelian Mobil Bekas

Turunnya angka permintaan ini mungkin juga karena banyaknya mobil bekas berkualitas yang tersedia di pasaran. Termasuk di CarsGallery.

Besar kemungkinan, masyarakat lebih suka membeli mobil bekas karena harganya yang terjangkau. Apalagi, CarsGallery mampu menawarkan mobil dengan kualitas prima plus garansi di setiap pembeliannya. Berminat? Hubungi kami!

Other Post

Related Post